. tidakkah kau lihat .... sekarang hidupku penuh warna dan kelabunya luka.... tinggal dibelakang masa . . tidakkah kau lihat .... sekarang aku dirangkul bahagia dan terangnya sinar cinta.... jadi pemanduku ke depan sana
penghargaan tertinggi seorang lelaki pada seorang wanita.... adalah saat dia menyatakan cinta penghargaan tertinggi seorang wanita pada seorang lelaki.... adalah saat dia menerima cinta dan penghargaan tertinggi lelaki dan wanita pada hidupnya... adalah pada saat mereka memelihara cinta
Akhirnya ku menemukanmu, saat hati ini mulai merapuh Akhirnya ku menemukanmu, saat raga ini ingin berlabuh Ku berharap engkaulah jawaban segala risau hatiku Dan biarkan diriku mencintaimu hingga ujung usiaku Jika nanti kusanding dirimu, miliki aku dengan segala kelemahanku Dan bila nanti engkau di sampingku, jangan pernah letih ‘tuk mencintaiku (NAFF)
pernahkah kau merasa.... dalam hidupmu kau kehilangan sesuatu berputar-putar kau cari kemana tau perjalanan jauh kau tempuh... sampai dalam hatimu kau mengeluh... sampai kapan semua ini, dan kemana kan berlabuh
pernahkah kau merasa.... dalam hidupmu kau begitu putus asa sehingga kau tak lagi bisa melihat beda antara mimpi, angan-angan dan harapan nyata sampai dalam hatimu kau berkata wahai Yang Maha Kuasa, aku kehabisan air mata
dan tahukah kau... keluhmu... air matamu... itulah yang Tuhan mau Dia rindu mendengar keluhmu Dia cinta dengan airmatamu itulah tanda Dia Maha Kuasa dan kita hamba Nya
pernahkah kau merasa... dalam keluhmu.. dalam linang air matamu.. bahagia datang menghampirimu dari arah yang tak kau sangka dan yang selama ini kau cari.. ada di hadapanmu
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis memepercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Dari: Deru Campur Debu (1949)
Sketsa
Puisi Pilihan
Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Puisi Pilihan
Padamu Jua Amir Hamzah
Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu
kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap melambai pulang perlahan sabar, setia selalu
satu kekasihku aku manusia rindu rasa rindu rupa
di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati
engkau cemburu engkau ganas mangsa aku dalam cakarmu bertukar tangkap dengan lepas
nanar aku, gila sasar sayang berulang padamu jua engkau pelik menarik ingin serupa dara di balik tirai
kasihmu sunyi menunggu seorang diri lalu waktu - bukan giliranku mata hari - bukan kawanku....