Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis memepercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Dari: Deru Campur Debu (1949)
Sketsa
Puisi Pilihan
Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Puisi Pilihan
Padamu Jua Amir Hamzah
Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu
kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap melambai pulang perlahan sabar, setia selalu
satu kekasihku aku manusia rindu rasa rindu rupa
di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati
engkau cemburu engkau ganas mangsa aku dalam cakarmu bertukar tangkap dengan lepas
nanar aku, gila sasar sayang berulang padamu jua engkau pelik menarik ingin serupa dara di balik tirai
kasihmu sunyi menunggu seorang diri lalu waktu - bukan giliranku mata hari - bukan kawanku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar