Rabu, 26 November 2008
anyer, sisi timur selat sunda, cilegon, banten
aku melihat cahaya...
dalam mendung cuaca
dan laut bergelora
aku melihat cahaya
aku bukanlah dzun nun yang perkasa
yang berdiri antara salju himalaya dan panasnya pasir sahara
yang tinggalkan kemewahannya di makedonia
mencari arti hidupnya dari api persia raya
dan dia mati muda..
dan dia tak dapat melawan takdirnya
tapi aku manusia biasa
aku bukanlah temujin yang keras hati
yang mengukir mimpinya di dahi dengan besi
yang meninggalkan jejak kaki di antara eufrat dan tigris yang diberkati
meremas ribuan ilmu pustaka dengan jari
dan dia mati tersia...
dan dia tak dapat melawan takdirnya
tapi aku manusia biasa
di laut ini, di buih sepi..
di ombak hati, di biru mimpi..
aku mendengar krakatau bernyanyi
dan simfoni dari wina semakin jauh menyapa
aku melihat biru langit di atas eifel semakin samar menghilang
aku semakin jauh dari alpen semakin jauh dari kolesium
semakin jauh dari barcelona semakin jauh dari rum
danube mengalir menjauh..
paris dalam angan....
semakin samar dan menghilang
tapi di tanah ini aku melihat cahaya
Selasa, 18 November 2008
riverside, musi river, palembang
hanya yang memiliki yang akan kehilangan
dan aku merasa kehilangan (mu)
karena aku merasa memiliki (mu)
padahal aku telah kehilangan (mu)
sebelum memiliki (mu)
diantara kilauan lampu-lampu
dan percik air di dalam hatiku
aku terkenang kembali wajahmu
salahkah aku..
karena rasa ini terus mengikuti di setiap waktuku
salahkah aku..
karena hati ini tak mau tunduk pada pikiranku
bukan mauku...aku hidup di masa yang sama dengan mu
bukan mauku...mataku ditampakkan cantiknya wajahmu
mauku aku memilikimu
takdirku aku kehilanganmu
dan aku merasa kehilangan (mu)
karena aku merasa memiliki (mu)
padahal aku telah kehilangan (mu)
sebelum memiliki (mu)
diantara kilauan lampu-lampu
dan percik air di dalam hatiku
aku terkenang kembali wajahmu
salahkah aku..
karena rasa ini terus mengikuti di setiap waktuku
salahkah aku..
karena hati ini tak mau tunduk pada pikiranku
bukan mauku...aku hidup di masa yang sama dengan mu
bukan mauku...mataku ditampakkan cantiknya wajahmu
mauku aku memilikimu
takdirku aku kehilanganmu
Sabtu, 08 November 2008
dari cikalong ke cariu
aku seperti berlari mengejar waktu....
ku pacu darahku..hingga menyerbu ke segenap nadiku
ku tarik nafasku...hingga terasa penuh rongga dadaku
tapi hatiku tak mau berdamai dengan pikiranku
biarlah waktu menjadi penentu....
ku pacu darahku..hingga menyerbu ke segenap nadiku
ku tarik nafasku...hingga terasa penuh rongga dadaku
tapi hatiku tak mau berdamai dengan pikiranku
biarlah waktu menjadi penentu....
bulan pucat
di sore itu, bulan hanya tampak seperti titik putih...pucat
sepucat wajahku...kala ku tahu...waktuku tak lagi mau menunggu
Label:
bulan
Langganan:
Postingan (Atom)